Dalam rangka
memperingati Hari Guru Nasional, kami guru-guru SDIT Buah Hati Pemalang
mendapatkan hadiah sepsial. Kami kejatahan menjadi petugas upacara. Aku sebenarnya
sudah biasa jadi Pembina Upacara, tapi kalau tugas yang lain ya…, terakhir kali
sudah lama sekali, sejak jaman aku tujuh belas plus dulu, di sekolah.
Tentu aku dan
kawan-kawan harus tampil prima, malu dong kalau sampai salah, dilihat
murid-murid dari seluruh penjuru Pemalang itu; terkhusus yang sekolah di SDIT
sih. Maka sungguh luar biasa persiapan yang aku lakukan. Bayang pun, aku harus
beli sepatu baru yang bisa kinclong, cukur rambut, juga cukur kumis… He,
sebenarnya emang sudah saatnya. Sepatu lama sudah jebol, rambut juga kian semrawut.
Tentu saja, tak
enak ngerjain kepala sekolah untuk disuruh jadi Pemimpin Upacara. Lha yang mau
jadi Pembina siapa? Maka aku sebagai wakil, ya kejatah jadi Pemimpi. Aah, jadi
merasa remaja lagi.. SIAPP GRAK!!
Alhamdulillah, event khusus ini jadi
inspirasi ketika aku masuk kelas 3B. Kelas yang cukup special. Bahkan walinya sepertinya
perlu terus belajar untuk dapat “mengendalikan” anak-anak itu dengan lebih
baik, he. Perlu strategi jitu dan teknik mengajar yang sungguh bermutu untuk
“menaklukkan” kelas itu. Sebenarnya di kelas-kelas lain juga sih…
Kali ini,
ketika masuk kelas 3B, langsung kusiapkan; SIAPP GRAK! Tentu saja mereka masih
ingat bahwa beberapa saat lalu aku jadi Pemimpin Upacara. Lalu beberapa perintah,
aba-aba dalam baris berbaris itu aku buat pelesetan di kelas. SIAP GRAKK!,
DUDUK GRAK!I, CEPET GRAKII!
Aku tahu
anak-anak senang lelucon. Buktinya setelah aku dongengkan kisah yang lucu,
dengan cara yang kulucu-lucukan juga, mereka biasa minta cerita lagi - minta
cerita lagih. “Ustadz…, cerita Syekh Ali Jenggot dong…!” Syekh itu adalah salah
satu tokoh utama dalam dongengku.
Aba-aba DUDUK
GRAK, CEPET GRAK dan sebagainya itu, bikin anak ketawa juga. Sisi positifnya,
anak-anak jadi lebih menurut. Ketika ada anak yang berdiri, tak jelas mau apa,
tinggal aku bilang; DUDUK GRAK!! Ketika ada beberapa anak yang ngobrol, aku
beri aba-aba; JANGAN BERISIK GRAK!
Nah, aba-abaku
bisa apa saja, yang penting ada tambahan kata GRAK! Termasuk DIAM GRAK juga
boleh kalau memang dibutuhkan. Atau kalau ada anak kinestetik yang gak bisa diam,
boleh juga diberi aba-aba; ATENG GRAK! Tentu saja, ini bukan upaya membatasi
kreativitas peserta didik, hanyak lucu-lucuan biar mereka lebih konsentrasi
dalam belajar.
Sekali lagi,
ternyata anak-anak jadi lebih menurut dan mengikut pembelajaran. Kelas menjadi
aman terkendali.
Memang, kalau
lagi ON, fikiran lagi jernih,
perasaan pun joyful, kadang hal-hal
sepele bisa jadi ide dalam menyelenggarakan pembelajaran yang lebih kreatif, menarik,
dan menyenangkan. Sepertinya ini penting untuk kita para guru, menemukan hal-hal
yang baru yang menarik, improvisasi-improvisasi dalam pembelajaran. Meski
sederhana, hal-hal baru relatif lebih menarik. Kalau metode dan teknik
pembelajaran begitu-begitu aja, anak pun bisa bosan, bahkan kita, gurunya. Maka
hal-hal yang dulu menarik, bisa jadi memuakkan kalau sudah diulang-ulang.
Guyonan yang dulu bikin anak kemekelen
pun jadi garing kalau sudah sepuluh kali dicandakan.
Nah, yuks para
guru, terus belajar, untuk menjadi GURU YANG PROFESIONAL, kreatif, inoVatif dan
penuh semangat. Semoga apa yang kita tanam hari ini, akan berbuah di Jannah!
SELAMAT HARI GURU!
0 komentar :
Posting Komentar