Internet begitu penting bagiku. Aku
yakin, juga bagi kawan-kawan. Maka, dulu kubela-belain langanan dari provider
jaringan seluler. Kucoba macam-macam kartu. Tak ada yang memuaskan. Bahkan
sebagiannya parah kalau diakses dari rumah. Ada yang lemot minta ampun, ada
yang hampir-hampir tak bisa connect,
ada yang koneksinya cukup cepat, tapi bentar-bentar putus. Jangankan mau yutuban, buka FB saja susahnya minta
ampun.
Alhamdulillah, sejak beberapa bulan
lalu, di rumahku sudah terpasang hotspot.
Ada perusahaan khusus yang menyediakan jasa internet dengan biaya yang relatif
murah. Asal server tak sedang error, sekarang
bisa wifian setiap saat. Yutuban pun lancar. Tak perlu menunggu loading lama, lalu diualng dari awal. HP
dengan fasilitas wifi di dalamnya juga sudah aku punya. Semakin mudah saja
untuk mengakses internet.
Istriku tentu
sangat terbantu dalam merintis bisnisnya yang banyak dikerjakan secara online.
Bila siang sibuk dengan berbagai aktivitas dan pekerjaan lain, malam-malam pun
masih bisa urus bisnisan. Aku sendiri yang telah lama lekat dengan internet
juga sangat terbantu. Mau cari informasi tertentu, tinggal tanya mbah google
atau saudara-saudaranya. Mau cari video-video inspiratif, tinggal bukan youtube. Mau posting tulisan di FB atau blog, mudah saja. Mau nyantai dengan
keluarga dengan menonton film kesukaan, tinggal searching dan download
juga.
Ya, Alhamdulillah. Banyak juga keuntungan
memiliki jaringan internet. Hanya saja, potensi datangnya keburukan juga tak sedikit.
Betapa…, niatnya baik, mencari informasi yang bermanfaat. Tapi pada banyak
website, bertabur gambar-gambar yang tak layak dilihat. Pornografi begitu
merebak. Malah, terkadang artikel yang kita baca islami, tapi di samping kanan
kirinya terdapat iklan-iklan yang juga mempertontonkan gambar-gambar gak jelas.
Beberapa waktu
lalu aku hengkang dari sebuah group FB. Group jual beli aslinya. Akan tetapi,
belum lama ini di group tersebut bermunculan link-link video porno. Entah
virus, entah adminnya yang suka berpetualang, hingga link-link tersebut
bermunculan setiap saat. Tadinya pengen komplain sama admin, sekalian ceramah,
tapi urung, hengkang saja lah. Group gak penting juga. Akan tetapi sebelum
hengkang, aku coba tengok member group. Pengen tahu adakah member yang masih
anak-anak atau remaja. Ternyata, di lembar pertama pun sudah kutemukan, salah
satu member adalah muridku dulu di SDIT. Sekarang anak itu masih SMP.
Inilah yang
paling aku khawatirkan. Hari ini, betapa mudah anak-anak mengakses hal-hal yang
tidak baik. Anak SD sudah biasa FBan dan main game online. Dua hal ini saja
sudah merupakan potensi keburukan yang luar biasa mengerikan. Main game itu
sendiri sudah sangat banyak dampak buruknya. Apalah lagi bila terlalu sering.
Silahkan saja googling dengan keyword:
dampak main game, maka akan kau temui banyak sekali artikel tentang
dampak-dampak negatif main game.
Belum lagi
bertaburnya game yang sama sekali tak cocok untuk anak. Banyak game aksi yang
di dalamnya mengandung unsur sadistis. Pukul-pukulan, bunuh-bunuhan, darah yang
muncrat, ah ngeri. Di antara game-game itu juga banyak sekali yang mengandung
unsur pornografi. Bahkan sangat porno. Bagaimana kalau anak-anak kita juga mengakses
game samacam itu? Hal-hal demikian jelas sangat berbahaya bagi perkembangan
mental anak. Bisa jadi sangat merusak
dan dampak negatifnya terus-menerus hingga dewasa.
Nah, Bapak,
Ibu…, relakah putra-putri anda jadi korban? Bila tidak, silahkan lebih serius
dalam mendampingi putra-putrinya. Karena menjauhkan dari internet mungkin sudah
menjadi hal yang sulit dilakukan. Jangan merasa tenang karena putra-putrinya
hanya fesbukan. Karena dari situ pun
yang diakses bisa sangat beragam. Betapa seringnya iklan game dengan gambar
seronok muncul di kolom samping. Pun sering juga kita temui, adanya orang-orang
iseng yang suka ngetag link porno
sesukanya. Boleh jadi disengaja, atau karena FBnya kena virus.
Memikirkan hal
ini dan memikirkan anak-anakku sungguh membuat was-was. Kalau jaman ini sudah
sedemikian, akan seperti apa lima, sepuluh, atau dua puluh tahun ke depan? Rupa-rupa
jenis kejahilan pasti akan jauh lebih mudah diakses. Maka hanya iman dan taqwa
kepada Allahlah yang akan menjadi benteng penyelamat. Semoga saja, kita para
orang tua mampu membangunkan benteng itu untuk anak-anak kita. Setidaknya
pondasi-pondasinya yang kokoh.
0 komentar :
Posting Komentar