Rabu, 26 Maret 2014

Sejuta MANFAAT Menulis (2)

Manfaat ketiga, dari sudut pandang emotion. Telah banyak penelitian dalam hal ini. Kesimpulan secara umum, menulis akan meningkatkan emotional quotion. Kita akan lebih cerdas secara emosi.
Menuangkan pikiran dalam tulisan, tak ubahnya seperti kita sendang curhat. Malah efek releksasinya bisa lebih kuat karena kita dapat benar-benar menulis secara bebas, sebebas-bebasnya. Ketika sedang curhat secara langsung dengan orang lain, kita mungkin masih akan ada perasaan malu, tidak enak, takut rahasianya akan disebarkan dan sebagainya. Ketika menulis, perasaan-perasaan seperti itu tak perlu lagi mengganggu.
Dalam hal ini rasanya sulit untuk tidak menyebut Dr. James W. Pennebacker. Guru besar psikologi University of Texas ini telah melakukan penelitian selama 15 tahun tentang pengaruh membuka diri terhadap kesehatan. Hasil penelitian tersebut kemudian dia tuangkan dalam bukunya, Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions. Dia mengatakan bahwa menulis dapat menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, membantu memecahkan masalah dan menulis bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis.
Pennebacker mengisahkan tentang John Mulligan, seorang veteran perang Vietnam yang selama enam tahun menjadi gelandangan di North Beach, San Fransisco. Pengalaman berdarah-darah di Vietnam membuatnya trauma. Jiwanya terluka dan hampa. Akan tetapi hidupnya berubah sama sekali setelah mengikuti workshop kepenulisan yang diadakan oleh penulis masyhur, Maxine Hong Kingston. Sepulang dari workshop itu, Mulligan memiliki paradigma baru, perasaan baru dan kehidupan baru. Dia pun mulai menuliskan semua perasaannya. Ternyata hal itu membantunya menghilang stress, kekusutan pikiran dan beban hidup. Dia pun jadi novelis. Suatu ketika penulis novel Shopping Cart Soldiers itu pun berkata; “Menulis menghindarkan saya dari kegelapan hidup!” Maka jelas, menulis dapat menjadi katarsis bagi jiwa, membersihkan diri dari sampah-sampah batin.
Wei Jingsheng seorang Cina yang membangkang pada pemerintahannya mememiliki cerita lain. Dia bertahan ketika dipenjara dan diisolasi selama delapan belas tahun. Dia mampu bertahan dengan tulisan. Dia dapat berkomunikasi dengan keluarga tercinta dengan tulisan yang di selundupkan ke luar penjara. Dengan tulisan tersebut dia juga dapat menyampaikan kepada dunia tentang penderitaan yang dialaminya. 
Tulisan itu akhirnya mampu membebaskannya dari penderitaan. Tulisan tersebut telah membuat dunia memberi tekanan pada pemerintah di negaranya untuk membebaskan Wei Jingsheng. 
Masih berkaitan dengan pengalaman pahit, Pennebacker melakukan riset dengan hipotesis bahwa penerjemahan pengalaman pahit ke dalam bahasa akan mengubah cara orang berpikir mengenai pengalaman tersebut.
Salah satu studinya kemudian dipublikasikan dalam Journal of Consulting and Clinical Psychology edisi April 1998. Laporan itu menyebutkan bukti bahwa sel-sel T-limfosit para mahasiswa menjadi lebih aktif enam pekan setelah mereka menulis peristiwa-peristiwa yang menekan. Suatu indikasi adanya stimulasi sistem kekebalan.
Dalam hal ini, ada dua macam mekanisme utama yang melatari mengapa menulis pengalaman emosional mempunyai efek terapeutik:
1.      Berkaitan dengan menurunnya arousal emosional terhadap pengalaman traumatis, sehingga membuat orang jadi lebih toleran/tahan terhadap emosi.
2.      Membuka adanya penilaian kembali terhadap peristiwa emosional sehingga peristiwa tersebut dimaknai secara baru dan dalam kerangka positif.

Mempublikasikan tulisan juga merupakan sarana ekspresi dan aktualisasi diri. Menambah bukti bahwa menulis dapat meningkatkan kesehatan mental-emosional, Victor Frankl, psikolog yang menggagas logoterapi mengatakan bahwa kebermaknaan hidup memiliki pengaruh yang luar biasa dalam meningkatkan kebahagiaan bahkan successful aging seseorang. Victor Frankl sendiri terkenal sebagai seorang yang berhasil survive dari camp Nazi dengan memahami kebermaknaan hidupnya.

Nah, bila engkau pengen jadi penulis, gabung aja dengan KMB (Kursus Menulis Buku).

Artikel terkait

0 komentar :

Posting Komentar