Tiada keraguan lagi. Sejarah menjadi bukti.
Berikut ini beberapa catatan tentang mereka yang KAYA ’gara-gara’ menulis buku.
Data ini mungkin kurang tepat atau sudah tidak up to date, akan tetapi
dapat menjadi gambaran tentang penghasilan penulis-penulis tersohor di negeri
ini.
Andrea Hirata, dari Novel Laskar Pelangi
beroleh lebih dari 3 Miliar, dari Novel Sang Pemimpi 760 juta, dari Edensor
546 juta. Ini data yang sudah saya peroleh. Bila mengisi talkshow atau seminar
tentang Laskar Pelangi, manajemen Andrea dibayar 35 juta perjamnya. Tentu saja, ada
bagian besar untuk dia yang tampil. Belum dari Novel Maryamah Karpov dan
Dwi Logi Padang Bulan. Belum dari edisi Internasional Tetralogi
Laskar Pelangi yang kini telah beredar di berbagai negara. Belum dari film Laskar
Pelangi - kabarnya royalti dari film ini buat Andrea sekitar 350 juta- dan Sang
Pemimpi yang sukses. Belum lagi bonus ditawari
beasiswa kuliah sastra di The University of Lowa, Amerika.
Habiburrahman
El-Shirazy atau yang akrab kita sebut dengan Kang Abik, dari Novel Ayat-Ayat
Cinta (AAC) saja beroleh royalti lebih dari 1, 5 Miliar. Belum dari Dwi Logi Ketika Cinta
Bertasbih (KCB), Bumi Cinta, Di Atas Sajadah Cinta dan buku-buku
lainnya. Belum dari film AAC dan KCB yang juga sukses. Belum dari sinetron yang
juga mengankat novelnya, KCB. Insya Allah rezki yang barakah buat
beliau. Kabarnya royalti Kang Abik banyak digunakan untuk mengembangkan
pesantren. Malah sampai buku ini saya tulis, beliau baru hendak membangun rumah
sendiri, masih tinggal di rumah mertua.
Mohammad Fauzil Adhim, menurut pengakuannya, dari
buku Kupinang Engkau dengan Hamdalah saja, beliau beroleh royalti
rata-rata perbulan 15 sampai dengan 25 juta. Belum dari buku Merindukan
Pernikahan Barakah, Agar Cinta Bersemi Indah, Saatnya Untuk Menikah, Kado
Pernikahan Untuk Istriku, Dunia Kata, Inspiring Words For Writer, Membuat Anak
Gila Membaca, Positive Parenting, Saat Berharga Untuk Anak Kita dan
buku-buku beliau lainnya yang bertebaran.
Asma Nadia, menurut pengakuan kakanya yang juga
penulis kenamaan, memperoleh royalti pertiga bulan tak kurang dari 30 juta.
Penghasilan sebulan dari royalti saja berarti sudah 10 juta. Belum dari Asma
Nadia Publishing House, dari honor menjadi pembicara dll. Sang kakak sendiri,
Helvy Tiana Rosa pernah dinobatkan sebagai salah satu di antara lima penulis
terkaya di Indonesia dengan penghasilan mencapai 100 juta oleh majalah Adil.
Sementara anaknya, Abdurrahman Faiz memperoleh penghasilan rata-rata 3 juta
perbulan dari satu buku. Belum buku-buku lainnya.
Ada juga Pipit Senja, mengaku memperoleh royalti
rata-rata 10 juta per bulan atau serendah-rendahnya 5 juta perbulan. Kemudian Hilman ”Lupus” Hariwijaya yang
memperoleh royalti rata-rata 13 juta perbulan dari satu judul buku. Moh Rifa’i
dari buku Tuntunan Shalat-nya yang tampilannya dari dulu begitu-begitu saja itu
beroleh royalti rata-rata 8 juta perbulan. Sudah terbit sejak tahun 1976 loh.
Kalikan saja sampai sekarang.
Nah, cukup ya datanya. Itu baru di negeri sendiri,
belum royalti penulis-penulis tersohor dari negeri jauh-jauh sana yang bukunya
diterbitkan di mana-mana, termasuk di negeri kita. Yang sangat mashur, J.K.
Rowling si penyihir wanita yang mampu membius miliaran manusia dengan Harry
Potter-nya itu bisa lebih kaya dari Ratu Inggris. Entah penghasilan Setven
R. Covey, Jhon C. Maxwell, Bobby de Potter, Stephen King, John Grisham, Dan
Brown, atau Agatha Cristie. Yang jelas pasti banyak.
Pertanyaannya; engkau sendiri bagaimana? Mau jadi
KAYA dengan MENULIS atau hanya ingin menjadikan aktifitas menulis sebagai hobi
yang belum tentu mendatangkan dana?
Info ringan saja, saat ini rata-rata royalti untuk
penulis adalah 10% dari harga buku. Ada yang kurang, tapi ada juga yang lebih,
hingga 12,5%. Ketika saya sebutkan prosentase ini, orang seringkali merespon;
”Kecil ya?”
Benar, memang kelihatan kecil, tapi kali berapa
dulu. Kalau hanya cetakan pertama saja yang laku, sejumlah 3000 eksemplar –
rata-rata cetak pertama minimal saat ini – dengan harga bandrol buku 40 ribu,
maka royalti yang akan diterima adalah 10% x 40.000 x 3000. Lumayan kan, 12
juta?
Itu cetakan pertama. Kalau laku dan terus laku,
cetak ulang dan terus cetak ulang. Hingga terjual jutaan eksemplar. Kalikan
saja sendiri!
Jadi, jawaban dari pertanyaan pada judul tulisan
ini adalah; BENAR, kita BENAR-BENAR bisa kaya dengan menulis.
0 komentar :
Posting Komentar