Sabtu, 08 Maret 2014

Mencipta TOKOH

Berhubung besok pagi hendak berbagi tentang menulis dengan teman-teman FLP Pekalongan, kali ini pengen menulis tentang menulis. Selain itu, berhubung ada jaringan internet baru di rumahku – bisa hotspot-an oey – , aku nemu video-video menarik di Youtube tentang dunia tulis. Barusan aku nonton video tentang Character Development, jadi ingin berbagi di sini.

Okey, kali ini akan kubagi sedikit yang aku dapat tentang apa yang baru aku dapat, bagaimana membangun karakter tokoh-tokoh pada cerita yang kita tulis.

Sungguh tak cukup mengatakan bahwa Si Tini langsing, tinggi, kulitnya kuning langsat, berambut lurus, mata bulat, atau hidung bangir. Kita perlu menggali lebih dalam, detail, spesifik. Seperti bagaimana Tini mengerakkan-gerakkan tangannya ketika bicara, bagaimana Tini menata kerudungnya ketika hendak keluar rumah – perlu berapa lama dia, atau bagaimana dia alergi sama kucing. Nah, gali lebih dalam!

Untuk mendalami tokohmu, kau bisa buat banyak pertanyaan, seperti: Pakaian apa yang biasa Tini pakai ketika tidur? Bagaiaman setatus-status FBnya? Siapa tokoh yang paling dikaguminya? Atau mata pelajaran apa yang paling dia benci di sekolah? Nah, apa saja boleh engkau tanyakan untuk karakter buatanmu itu. Semakin detail engkau dapat menjawab, insya Allah semakin kuat engkau bangun karakternya.

Kemudian penting untuk menemukan character qualities.  Apa yang unik, penting dan wah dari karakter yang kamu cipta. Misalnya Si Tini orang yang sangat optimis dan begitu termotivasi untuk menulis novel best seller. Atau Si Tini orang yang sangat peduli terhadap nasib orang miskin. Dia mewakafkan diri dan waktunya membantu dua anak yatim yang menjadi tetangganya. Dia mati-matian menyekolahkan dan membiayai hidup dua anak itu, meski dia sendiri masih SMA. Nah, cari sesuatu yang wah dari karaktermu!

Selanjutnya bangun character value. Apa nilai dari tokoh yang engkau ciptakan? Cinta misalnya. Bagaimana si Tini jungkir-balik untuk mendapatkan cinta sejatinya. Atau nilainya adalah agama, bagaimana Si Tini harus mengusir rasa cinta yang belum saatnya, mengatasi hatinya yang patah-patah, demi tidak berdosa, demi tak melanggar aturan agama. Atau value-nya adalah popularitas. Begitu ingin Si Tini menjadi terkenal. Masuk TV menjadi hal yang paling diinginkan saat ini. Maka dia ikut audisi menyanyi, masak, ngelawak sampai audisi da’iyah. Semua dicoba, demi popularitas. Meski seringkali sesungguhnya dia wagu dan enggak banget mengikuti audisi tertentu. Baca al-Qur’an aja gak pernah, tapi ikut juga audisi dai’iyah.

Kau bisa membuat dua karakter kuat yang saling bertentangan pada satu tokoh. Misalnya si Tini sangat ingin terkenal, tapi dia juga sangat pemalu. Atau buat dua tokoh sahabat yang sangat berbeda. Si Tini, pendiam, pemalu, tapi optmis. Sementara Tina cerewetnya minta ampun, banyol mulu, tak tahu malu dan suka ngerjain orang. Nah, lihat bagaimana dua karakter itu bentrok. Akan ada banyak cerita...

Selanjutnya, gali, gali, gali dan gali lebih dalam. Seperti bagaimana si Tini tiba-tiba sedih setelah bahagaia. Apa yang dapat membuat dia benar-benar down? Apa yang biasa dia lakukan ketika sedih? Bagaimana Tini berusaha untuk bangkit dan semangat lagi? Atau hal-hal yang remeh. Bagaimana si Tini bangun tidur? Pakai waker, digedor-gedor pintu kamarnya sama si Ummi tiap pagi, diguyur air sama kakanya, terlambat sekolah terus tiap pagi karena baru bisa melek tiap kali sudah jam 6.30, atau justru tiap jam dua pagi sudah bangun untuk shalat tahajud.

Banyak sisi yang dapat kita gali. Karakter fisik, penampilan, cara berkomunikasi, sejarah hidup yang membuat tokoh itu unik, hubungannya dengan orang-orang, jalan pikirannya, ambisinya kelemahan-kelemahannya, apa yang berusaha untuk dia buang dari dirinya, karakter orang-orang di sekelilingnya, hobinya, musik kesukaannya, dan banyak lagi.

Satu hal yang juga penting, temukan momen di mana karakter tokoh yang kau cipta benar-benar muncul. Mislanya, ketika si Tini yang pengen banget populer, gagal pada tahap akhir sebelum masuk TV. Padahal sudah puluhan audisi dia ikuti dan selalu gagal pada tahap pertama. Kali ini, dia sudah melewati 9 tahap pada dance audition. Tinggal satu step lagi dia masuk TV. Kalau pada audisi tahap ke 10 dia lolos, audisi berikutnya disiarkan langsung di TV. Tapi dia tersandung, gagal lagi. Nah, apa yang terjadi pada Tini kemudian?





Artikel terkait

0 komentar :

Posting Komentar