Jumat, 14 Maret 2014

Get Your Energy: Read a Lot

Dalam analogi teko, air minum yang dapat dituang darinya sebatas air yang masuk kepadanya, tak lebih. Begitu pula, ilmu yang dapat kita tuang dalam tulisan, takkan lebih dari ilmu yang telah masuk ke dalam diri, telah kita kuasai. Bila kita memaksa diri untuk menulis tentang hal-hal yang tidak kita pahami, maka dapat dipastikan, tulisan itu PAYAH dan tak dapat dipertanggungjawabkan.
Maka, membaca adalah SANTAPAN WAJIB bagi penulis. Seperti nasi, dia wajib ada. Apa lagi bagi penduduk Indonesia, rasanya belum makan kalau sehari perut belum kemasukan nasi, meski sesungguhnya telah melahap roti, ketela, pisang dan buah-buahan lainnya. Inilah fungsi membaca bagi seorang penulis, sekali lagi, seperti nasi. Bila seorang penulis mulai enggan membaca, siap-siap saja LEMAS, atau bahkan mengalami kematian. MATI IDE. Dia akan sering ketemu dengan writer’s block.
Cobalah kau tanya para penulis BESAR dan penulis-penulis produktif tentang bagaimana mereka membaca. Dapat dipastikan, bacaan mereka DAHSYAT. Boleh dibilang, apa saja mereka lahap. Sesekali sempatkan diri untuk berkunjung ke rumah penulis TERNAMA, kemudian mintalah ijin untuk memasuki ruang perpustakaannya. Mungkin engkau bakal ternganga melihat banyaknya koleksi mereka.
Nah, bila BENAR engkau pengen jadi penulis BESAR, bacalah. Iqra’. Kita ambil ibrah dari riwayat turunnya al-Qur’an. Perintah iqra’ menjadi yang pertama. Padahal, dalam al-Qur’an terdabat rupa-rupa perintah; ada perintah shalat, puasa, zakat, haji, qurban, amar ma’ruf nahi munkar, birul walidain dan banyak lagi. Tapi sekali lagi, perintah membaca menjadi yang pertama. Ini mengisyaratkan tentang betapa pentingnya membaca. Bagi siapa saja. Bagi PENULIS, tentu, jadi modal utama.
Satu ibrah lagi. Dalam surat al-‘Alaq, perintah membaca tidak diikuti oleh objek yang harus dibaca. Bukan BACALAH KITAB, BACALAH BUKU, BACALAH KORAN atau BACALAH dengan diikuti hal-hal lainnya. Akan tetapi iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq dan iqra’ warabbukal akram. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan dan bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.
 Apa artinya? Kita diperintahkan untuk membaca apa saja. Yang bermanfaat tentu saja. Jadi, jangan membatasi untuk membaca buku saja atau membaca tema-tema tertentu saja. Lahap apa saja, insya Allah akan memberi sumbangan peda kemajuan diri. Dan jangan lupa, kembalikan semua kepada Allah. Niatkan membaca agar kita dapatka ridhanya. Bukan membaca agar dapat menulis saja.

Perlu diingat pula, bahwa pengertian membaca tak terbatas pada membaca tulisan. Meneliti, mengamati dan berusaha memahami fenomena alam juga termasuk membaca. Menelaah perubahan-perubahan sosial juga berarti membaca. Mencerna apa yang terlihat di televisi juga dapat berarti membaca. Mengambil ibrah dari apa yang terdengar di radio juga berarti membaca. Banyak lagi kegiatan lain yang dapat kita masukkan ke dalam kegiatan “MEMBACA.” Itu semua akan berguna untuk menajamkan mata pena. Dengan banyak membaca, insya Allah karya-karya kita akan lebih BERTENAGA, MENGGIGIT, NENDANG, MENCERAHKAN, MENGGUGAH, MENGGERAKKAN. Pada akhirnya, semakin banyak manfaat dapat engkau sebarkan. Di akhirat nanti, pahala yang LUAR BIASA akan kita nikmati. Karena kita MEMBACA, juga MENULIS. Insya Allah...

Engkau pengen jadi penulis? Gabung saja dengan KMB (Kursus Menulis Buku).

Artikel terkait

2 komentar :

  1. iya bener, mba. membaca apa saja, termasuk membaca situasi di sekitar hingga bisa jadi tulisan hehe

    BalasHapus
  2. Yup, kejelian membaca sekitar kita juga hal yang sangat bagus bagi penulis. Maka perkaya diri dengan pengalaman ya..
    tapi saya bukan mba, he

    BalasHapus